LABUHANBATU-BaraNewsSumut | Syarat penggunaan air untuk adukan semen pasir dan kerikil lazimnya adalah air bersih, atau tidak dibenarkan menggunakan air yang kotor apalagi keruh. Karena kotoran yang ada di dalam air tersebut dapat mengurangi kekuatan betonnya.
Tapi tidak dengan pengerjaan pembangunan ruang kelas baru SDN 05 Bilah Hilir di Desa Sei Tarolat Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara, Senin (2/9/2024) pengerjaan pengecoran pondasinya mengambil air dari dalam galian pondasi yang diduga air peceran tanah liat dari genangan air di halaman sekolah yang keruh dan kotor, dan diaduk didalam angkong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Air hujan itu, bukan air limbah pak,” ungkap salah satu pekerja di lokasi tersebut.
Saat dipertanyakan berapa campuran material dalam pengecoran tersebut tidak ada pekerja yang berkenan memberikan jawaban.
Selain diduga air yang digunakan mengaduk campuran semen pasir dan kerikil mengandung air kotor dan keruh. Kuat dugaan air yang digunakan bukan air tawar tapi air bercampur dengan tanah liat, yang juga dapat membuat sifat liat dari pasta semen yang digunakan akan menjadi hilang.
Kepala sekolah SDN 05 Bilah Hilir Dameria Sitio. Spd saat dikonfirmasi awak media BaraNewsSumut.com terkait pengerjaan bangunan 4 ruangan dengan nilai pelaksana yang sangat fantastis di sekolah yang dipimpinnya membantah dan mengklaim bahwa air dari galian tersebut sengaja diambil untuk dibuang agar galian pondasi tersebut kering.
“Jangan salah paham, itu membuang air dari galian pondasi, air dari galian itu dikuras agar bisa dipasang batu, dan untuk campuran material menggunakan air sumur,” cetus Kepala Sekolah SDN 05 Bilah Hilir.
Saat dipertanyakan tentang material pasir yang digunakan dalam pengerjaan sumber dana DAK Fisik Ta. 2024 dengan Pelaksana Swakelola itu, Dameria Sitio tidak memberi jawaban.(*)